Selasa, 13 Oktober 2009
Self injury 2
Tipe-tipe self injury
a. Major self mutilation -> melakukan tindakan yang secara signifikan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki seperti semula pada organ-organ besar dan penting di tubuh.
Contoh : memotong tungkai atau mencungkil mata (jenis ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang menderita psikosis)
b. Stereotypic self injury -> self injury yang lebih ringan namun sifatnya berulang.
Contoh : membenturkan kepala ke lantai (jenis ini biasanya memilik kelainan syaraf seperti autisme atau sindroma tourette)
c. Moderate / superficial self mutilation -> masih memiliki 3 buah subtype yaitu kompulsif,episodic, dan repetitive
Mereka memperkirakan bahwa 750 dari 100.000 populas menunjukan perilaku self injury, mereka menunjukan gambaran tipikal untuk seorang pelaku self injury :
Wanita, usia pertengahan 20 tahunan atau awal 30 tahunan dan sudah sering melukai dirinya sendiri semenjak masa remaja. Umumnya berasal dari kelas mnengah keatas, cerdas, memilki riwayat pendidikan yang baik dan dengan latar belakang sisial adanya kekerasan, penganiayaan fisik atau penganiayaan seksual, atatupula tinggal dengan orang tua yang memiliki ketergantungan alcohol dan drug abuse.
Wanita lebih bnyak melakukan self injurydibanding dengan pria, karena wanita mempunyai kepribadian yang cenderung introvert, menurut Miller(1994) dalam teorinya bagaimana wanita terbiasa untuk tidak menunjukan kemarahan mereka sedangkan pria cenderung menunjukan secara langsung emosi mereka, juga mungkin karena pria terbiasa menekan emosinya maka mereka memmiliki kesulitan yang lebih sedikit ketika harus dipenuhi oleh berbagai macam emosi yang menekan atau mengekspresikannya pada kekerasan yang nampaknya tidak berkaitan dengan stress itu sendiri.
Jenis psikoterapi yang banyak digunakan pada pelaku self injury meliputi terapi , Seorang pelaku self injury yang melakukan self injury sealu mempunyai motif yang berganti-ganti diantaranya stress,ketidak harmonisan keluarga, drug abuse, pergaulan atau hanya ingin mengamati struktur pembuluh darah di lengannya secara lebih jelas walaupun hal ini terdengar aneh untuk sebagian besar orang.
Salah satu tindakan self injury mungkin melepaskan zat-zat kimia tertentu diotak yang memiliki kesamaan sifat dengan opiate-opiat adiktif, ini mungkin menjadi salah satu alas an mengapa para pelaku slf injry mengalami kesulitan dalam menghentikan perilaku mereka setelah mereka mulai.
Ketika seseorang melakukan self injury endorfin yang dikeluarkan dapat menyebabkan ketagihan pada tahap awal jumlah yang kecil (self injury atau zat-zat terlarang) dapat menimbulkan perasaan tenang yang dapat membantu seseorang untuk melarikan diri dari rasa sakit secara emosional yang dialaminya dalam hidup, ketika sudah muncul tolransi dari tubuh pelaku harus meningkatkan jumlah produksi endorphin tersebut (self injury atau zat-zat terlarang) untuk memperoleh efek yang sama. Pada beberapa kasus, bunuh diri merupakan hasil dari “overdosis” pada self injury yang di jalankan secara terus menerus sebagai kebiasaan.
Kesimpulan
Tanpa kita sadari banyak remaja dan usia dewasa yang terlibat dalam perilaku self injury,self injury tidak mengnal kelas ekonomi atau factor pendidikan yang didapat seseorang wanita lebih banyak terlibat dalam perilaku self injury ini karena mereka cenderung introvert dalam menghadapi emosi mereka sedangkan pria bias menunjukan secara langsung.
Diantaranya factor penyebab munculnya perilaku ini adalah penderita gangguan jiwa, penyalah gunaan zat-zat adiktif, kekerasan dimasa kanak-kanak, kehilangan objek yang dicintai, konflik dengan orang yang dicintai, pergaulan, penganiayaan seksual, perang, kemiskinan, kesulitan mencari pekerjaan.
Motif dari self injury umumnya pribadi, pelaku self injury biasanya melakukan perbuatan tersebut untuk mengontrol tubuh dan pikirannya, mengekspresikan perasaanya, mengkomunikasikan kebutuhannya, untuk menghilangkan trauma.
Terapi terbaik bagi seorang pelaku self injury adalah dengan menemukan mekanisme coping dari pada melukai dirinya sendiri,model terapi yang digunakan dapat bervariasi tergantung dari diagnose kelainan jiwa yang dialami orang tersebut dan kebutuhan masing-masing sebagai individu.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar