Kamis, 08 April 2010
Autisme pada kanak-kanak
Autisme di anggap sebagai gangguan pervasive dari segi penelitian maupun segi klinis. Autisme mempengaruhi kualitas-kualitas penting manusia, yakni interaksi antar pribadi dan komunikasi. Anak-anak yang mengalami autisme memperlihatkan kerusakan berat pada interaksi interpersonal dan komunikasi.
Gagguan autisme relative jarang dan terjadi dalam 5 atau 10 kelahiran per 10.000 kelahiran (bristo, et al. 1996;lord & rutter, 1994). Autisme kelihatan dalam dua jenis kelamin dengan frekuensi 3 atau 4 kali lebih tinggi laki-laki di bandingkan pada anak perempuan (Bryson, 1996). Karena berkenaan dengan perkembangan social awal dari gangguan ini, tetapi bukan mengenai tingkah laku stereotipis (McLenan , Lord & schopler, 1993)gangguan ini juga ditemukan di seluruh dunia dan dalam semua lapisan masyarakat (gilberg, 1990)
Gejala :
Autisme pada anak merupakan suatu gangguan yang sangat berat dengan 3 simtom utama:
- Simtom pertama : anak yang menderita autisme kurang responsive terhdap orang lai. Anak yang menderita autisme kelihatannya hidup di dalam dunianya sendiri dan tidak memberikan respon terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Ketika masih bayi, ia tidak menangis kalau di tinggal sendirian, tidak tersenyum pada orang lain, tidak bersuara dalam memberikan tanggapan respon sapaan dari orang lain, tidak bergaul dengan orang lain dan tidak menentang orang lain.
- Seimtom kedua : gangguan komuikasi verbal dan nonverbal.
- Simtom ketiga : mempunyai aktifitas dan minat yang terbatas dan diulang-ulang
Untuk mengetahui apakah seorang anak itu menderita autisme adalah : apakah anak itu kelihatan berbeda dengan anak lainnya, bersikap asa bodoh, ototnya lembek,jarang menangis atau mungkin cepat marah, tidak rewewl,tidah senyum, tidak mengoceh,tidak mengadakan respons antisipatoris, dan tidak tertarik dengan mainan.
Dengan demikian, apabila seorang anak di diagnosis sebagai anak autis, simtom-simtomnya harus mulai terlihat sebelum beerusia 3 tahun. ( Daftar pustaka : Kesehatan Mental 1 Oleh Drs.Yustinus Semiun, OFM)
Syndrome asperger
Syndrome asperger pertama kali di publikasikan oleh hans asperger, beliau mengidentifikasikan suatu pola kemampuan dan perilaku konsisten, yang terutama terjadi pada anak laki-laki.pole tersebut termasuk kurangnya empati, rendahnya kemampuan untuk pertemanan, percakapan-percakapan hanya satu arah, penyerapan secara kuat pada suatu miat tertentu, dan gerakan-gerakan yang ganjil. Lorna wing (burgoine dan wing, 1983) menjelaskan cirri-ciri klinis tentang syndrome asperger sebagai berikut :
- Ketiadaan empati
- Naïf, serba salah, dan interaksi satu arah
- Tidak punya kemampuan atau hanya punya kemampuan kecil utuk mengembangkan persahabatan
- Ujarannya bersifat menonjolkan pengetahuannya, atau berulang
- Miskin komunikasi nonverbal
- Penyerapan luar biasa pada subjek-subjek tertentu
- Kikuk, gerkan-gerakan yang tidak terkoordinasi dengan baik dan sikap tubuh yang ganjil.
Terdapat dua tahap untuk melaksanakan diagnosi asperger :
- Dengan melengkapi kuesioner atau skala niali
- Dengan penilaian diagnostic oleh para ahli klinis
Synaesthesia
Kondisi ini adalah keadaan langka yang tidaklah unik bagi par pengidap syndrome asperger. Dalam kondisi ini, orang tersebut mengalami suatu rangsangan dalam sisitem sensori, dan sebagai akibatnya ia mengalami sensibilitas dalam bentuk yang lain. Ekspresi yang paling umum terjadi adalah melihat warna-warna tertentu. Kadang-kadang, kondisi ini di sebut sebagai “pendengaran yang berwarna” bunyi-bunyi tertentu kerap disertai dengan penglihatan akan warna, bentuk, tekstur, gerakan, aroma, atau rasa yang samara-samar, orang yang terkena syndrome asperger mengalami rangsangan pendengaran tumpang tindih dengan proses pengindraan lainnya.
Syndrome asperger dan gangguan lemah perhatian (ADD) adalah dua kondisi yang berbeda. Namun, seorang anak mungkin aja mengalami keduanya. Ciri central dari syindrome asperger adalah profil perilaku social dan emosi yang tidak lazim. Sedangkan anak ADD tidak demikian.mereka cenderung mengetahui cara bermain, namun mereka melakukannya dengan sangat buruk, mereka bias saja mengganggu, mengacau, tak berpikir, dan menyebabkn dis intgrasi aktifitas serta bahkan kekacauan.
Daftar pustaka : sindrom asperger oleh tony attwood 1998
Gangguan-gangguan perkembangan
Gangguan perkembangan adalah masalah-masalah yang menggangu perkembangan emosional dan akademis pada bayi-bayi dan anak-anak. Salah satunya adalah gangguan pervasive gangguan pervasive adalah istilah yang belakangan digunakan untuk menyebut masalah psikologis yang berat dan muncul pada usia yang sangat dini. Gangguan-gangguan ini menimpa perkembangan kognitif, social, tingkah laku, dan emosional anak-anak yang menyebabkan kesulitan yang luas dalam proses perkembangan (lord dan ritter, 1994; Rutter & schopler, 1987). Gangguan-gangguan ini meliputi autisme kanak-kanak dan gangguan-gangguan pervasive lain, seperti gagguan rett, gagguan asperger, gagguan disintergratif masa kanak-kanak. Autisme kanak-kanak adalah gangguan pervasife yang terjadi sesudah kelahiran. Kemudianakan disinggung secara singkat gangguan-gangguan khusus yang ada hubungannya dengan kemampuan bahasa, akademis, dan kemampuan motor.
;;
Subscribe to:
Postingan (Atom)