Selasa, 13 Oktober 2009
Gejala-gejala psikopat
Percumbuan
Dalam seksualitas , percumbuan adalah seperangkat tindakan (fisik maupun nonfisik) yang dilakukan oleh dua atau lebih orang / individu dengan maksud untuk membangkitkan birahi pada pihak-pihak yang terlibat. Percumbuan biasanya merupakan persiapan menuju hubungan seksual, suatu perilaku yang lebih intim dan mengarah pada reproduksi namun tidak selalu berarti demikian. Orang yang berpacaran dapat bercumbu tanpa berpretensi untuk berhubungan seks. Percumbuan sendiri lebih banyak dilakukan dalam dimensi psikologi atau sosial. Aspek sosial percumbuan lebih tinggi pada hewan daripada manusia.Perbuatan yang nampaknya mudah dan tak berisiko, seperti membisikkan kata kata kotor dalam telinga seseorang atau gerakan "tangan" seseorang, dapat merupakan bagian percumbuan. Niat adalah faktor yang menentukan apakah sebuah perbuatan tergolong percumbuan atau tidak.
Percumbuan dalam bentuk nonfisik mengarah pada pengkondisian mental. Contohnya ialah pujian yang mengandung unsur seksual dan percakapan yang membangkitkan birahi. Kebanyakan tindakan bercumbu adalah fisis, seperti sentuhan, ciuman, kekangan, pijatan, tendangan, pukulan, renggutan, memotong, sodokan, atau menggosok segala bagian tubuh.
Contoh yang spesifik termasuk:
- french kiss
- Menyentuh dan memijat daerah rangsangan seksual dengan berpakaian (Rabaan atau petting).
- Menyentuh penis dan memijat daerah rangsangan seksual dibalik pakaian (petting kelas berat).
- Saling menggesek-gesekkan tubuh dengan tekanan secara bersamaan di daerah rangsangan seksual dengan berpakaian (dry humping atau grinding).
- Saling melepaskan pakaian pasangan masing-masing (stripping).
so guys bagi kamu-kamu yang lagi pada pacaran hati-hati deh sama ciuman karena itu bikin lw ketagihan nah klo udah ketagihan yang namanya ciuman udah g berarti lagi terus merambat deh ke hal yang lebih ekstrim...yaikz...horror bgt khan..
Sejarah Alzheimer
Pengungkapan terhadap Alzheimer
Publikasi mengenai penyakit Alzheimer masih rendah dan banyak orang tidak mengetahui tentang penyakit ini sampai dipublikasikan secara terbuka sendiri oleh bekas Presiden Amerika Serikat yang ke-40, Ronald Reagan dalam suratnya tertanggal 5 November 1994. Penyakit Alzheimer sukar dideteksi sebab banyak yang beranggapan orang tua yang semula lupa, adalah sesuatu yang lazim karena faktor usia. Padahal itu mungkin tanda-tanda awal seseorang itu mengidap penyakit Alzheimer.Tingkat Alzheimer
- Lupa meletakkan kunci mobil, mengambil baki uang, tidak tahu membeli barang ke kedai, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa dimakan ialah di antara sebagian gejala ringan.
- Apabila orang yang sakit lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam dalam masakan atau cara-cara mengaduk air dikategorikan sebagai tingkat sederhana.
- Apabila orang yang sakit sudah tidak mampu melakukan perkara asas seperti menguruskan diri sendiri, keliru dengan keadaan sekitar rumah, tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat, ia menandakan orang yang sakit berada di tingkat yang serius.
Tanda-tanda lain
Orang yang terkena penyakit ini dapat menjadi agresif, cepat marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang pernah diminatinya. Diperkirakan bahwa pada sekitar 1950-an kira-kira 2,5 juta penduduk dunia mengidap penyakit ini. Pada tahun 2000, pengidap Alzheimer diperkirakan mencapai enam milyar orang.Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), memperkirakan lebih dari satu milyar orang tua yang berusia lebih dari 60 tahun atau 10 persen penduduk dunia menghidap Alzheimer (2003). Peningkatan ini, ada kaitannya dengan semakin banyak penduduk dunia yang berusia lanjut , masa hidup wanita meningkat hingga umur 80 tahun dan 75 tahun bagi lelaki. Selain itu, penjagaan kesehatan yang lebih baik, tingkat perkawinan menurun, perceraian bertambah dan mereka yang kawin tetapi tidak banyak anak.
Orang yang sakit yang berada di tahap sederhana dan parah akan menunjukkan tingkah laku yang aneh. Di antaranya, seperti menjerit, terpekik dan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke WC.
Selain itu, orang yang sakit juga mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan menakutkan. Semua ini secara tidak langsung memberi tekanan mental kepada perawat sebab mereka terpaksa menjaga orang yang sakit '36 jam' sehari.
Orang yang sakit juga kadangkala akan berjalan ke sana sini tanpa sebab dan pola tidur mereka juga berubah. Orang yang sakit akan lebih banyak tidur pada waktu siang dan terbangun pada waktu malam.
Secara umum, orang sakit yang didiagnosis mengidap penyakit ini meninggal dunia akibat radang paru-paru atau pneumonia. Ini disebabkan, pada waktu itu orang yang sakit tidak dapat melakukan sembarang aktivitas lain.
Yang menyedihkan, adalah orang yang sakit itu sendiri tidak memahami apa yang terjadi pada diri mereka dan memerlukan bantuan orang lain. Berita buruknya penyakit Alzheimer ini, tidak dapat disembuhkan. Tetapi, gejalanya masih dapat dikendalikan dengan obat-obatan. Obat-obatan yang diberi pada tingkat awal, dapat membantu ingatan penderita seperti kognitif, aktivitas harian dan tingkah laku.
Ciri-ciri Orang yang berisiko terkena alzheimer
- pengidap hipertensi yang mencapai usia 40 tahun ke atas
- Pengidap kencing manis
- Kurang berolahraga
- Tingkat kolesterol yang tinggi
- Faktor keturunan - mempunyai keluarga yang mengidap penyakit ini pada usia 50-an.
pengkritikan aliran humanistik terhadap aliran behavioristi dan aliran psikoanalisa mengenai kepribadian yang sehat
0 komentar Diposting oleh my mind di 05.38- melihat potensi individu
- memiliki pandangan yang optimis
- percaya pada harapan adalah kodrat manusia
- memiliki pandangan yang segar tentang manusia
- individu tumbuh dan berkembang melampaui kekuatan-kekuatan yang negatif
aliran behavioristik
- kodrat manusia, manusia diperlakukan seperti mesin
- bertngkah laku sesuai dengan hukum yang ada
- teratur,tersusun baik
- banyak spontanitas dan kegembiraan
- kreatif
- potensi yang dimiliki diabaikan
- manusia dapat memberiak respon positive
- aliran ini melihat dari sisi negatif individu
- potensi yang dimiliki manusia
- melihat dari sisi yang sakit adalah kodrat manusia yang negatif
- selalu memberikan gambaran yang pesimistis tentang manusia
- manusia korban tekanan-tekanan biologis dan konflik pada masa kanak-kanak
Kamis, 08 Oktober 2009
menurut Sigmund Freud :
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Aliran psikoanalisis Freud merujuk pada suatu jenis perlakuan dimana orang yang dianalisis mengungkapkan pemikiran secara verbal, termasuk asosiasi bebas, khayalan, dan mimpi, yang menjadi sumber bagi seorang penganalisis merumuskan konflik tidak sadar yang menyebabkan gejala yang dirasakan dan permasalahan karakter pada pasien, kemudian menginterpretasikannya bagi pasien untuk menghasilkan pemahaman diri untuk pemecahan masalahnya.
Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki.
sedangkan menurut Erik H erikson :
Erikson(1902-1994),memodifikasi dan memperluas dengan menekankan pengaruh masyarakat terhadap perkembangan kepribadian .Erikson adalah perintis perspektif tentang kehidupan(life span perspective).
Erikson menyatakan bahwa perkembangan ego bersifat seumur hidup dan erikson mencakup delapan tahap sepanjang rentang kehidupan.
Erikson membagi 8 tahap titik tolak perkembangan psikososial :
* Basic Trust vs Basic Mistrust (0-1 tahun) Pada tahap ini si anak sangat membutuhkan rasa aman. Bila rasa aman terpenuhi, maka anak akan mengembangkan dasar-dasar kepercayaan pada lingkungannya. misalnya,ketika anak menangis,apakah si ibu cepat tanggap atau tidak. pada tahap ini peranan ibu memainkan peran yang amat penting.
* Autonomy vs Shame & Doubt (2-3 tahun) Perasaan Mandiri vs Perasaan malu-malu dan ragu-ragu.
* Initiative vs Guilt (3-6 tahun) Pada tahap sebelumnya anak mengembangkan perasaan percaya diri dan mandiri, maka pada tahap ini anak akan mengambil inisiatif, yaitu perasaan bebas untuk melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri. Tetapi bila pada tahap sebelumnya anak mengembangkan perasaan ragu-ragu, maka anak akan selalu merasa bersalah dan tidak berani melakukan sesuatu atas kehendak sendiri.
* Industry vs Invferiority (6-11 tahun) Konflik pada tahap ini adalah perasaan sebagai seseorang yang mampu danvs perasaan rendah diri.
* Identity vs Role Confusion (mulai 12 tahun) Tahap ini anak dihadapkan pada dorongan yang kuat untuk mengenal siapa dirinya. Konflik yang dihadapi adalah perasaan menemukan dirinya sendiri vs kekaburan peran.
* Intimacy vs Isolation Individu mulai mencari-cari pasangan hidup. Oleh karena itu pada tahap ini yang dihadapi adalah kesiapan untuk berhubungan secara akrab dengan orang lain vs perasaan terkuat.
* Generativity vs Self-absorbtion Pada tahap ini adalah adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarga, pengabdian masyarakat, dan manusia pada umumnya.
* Ego integrity vs Despair Memasuki tahap ini,individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-tindakannya di masa lalu akan menimbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya gagal, akan timbul kekecewaan yang mendalam.
Self Injury
Self Injury adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional untuk melukai diri sendiri,dilakukan dengan sengaja tapi tidak dengan tujuan bunuh diri,self injury biasa dilakukan sebagai bentuk dari pelampiasan emosi yang terlalu menyakitkan untuk diungkapkan dengan kata-kata.
self injury memang menyebabkan luka fisik pada tbuh,perilaku ini bertujuan untuk mencapai pembebasan diri dari emosi yang tak tertahankan, perasaan bahwa dirinya tidak nyata dan mati rasa, dan apabila self injury tidak ditangani secara cepat maka self injury dapat berubah menjadi usaha bunuh diri yang nyata.
Self Injury dalam istilah lain dikenal sebagai Self Harm, bentuk paling umum dari self injury adalah membuat irisan dangkal pada lengan atau tungkai, perilaku ini juga meliputi pemotongan bagian pada tubuh tertentu yaitu:
1. meninju, memukul dan mencakar diri sendiri
2. menggigit tangan, lengan, bibir, atau lidah
3. menggaruk-garuk kulit sampai berdarah
4. mengutak-atik luka yang sedang dalam proses penyembuhan
5. mememarkan tubuh lewat kecelakaan yang sudah direncanakan
6. membakar diri baik dalam bentuk ringan misal dengan rokok,maupun pembakaran tubuh secara meluas
7. menusuk diri sendiri dengan kawat, peniti, paku, pulpen dan lainnya.
8. mematahkan tulang mereka sendiri
9. mencungkil mata
10. menelan bahan kimia korosif, baterai, obat nyamuk, racun
11. menggigiti kuku
12. memencet jerawat
13. mengiris tangan atau kaki (tangan & kaki biasanya menjadi sasaran utama, begitu juga dengan dada, perut, paha, alat kelamin, kadang mereka menorehkan ka-kata pada kulit mereka misalnya gendut, jelek,untuk memproyeksikan perasaan mereka.)
14. memukul tembok atau membenturkan kepala kelantai
15. menguliti wajah
16. mengamputasi anggota badan, payudara, jari, alat kelamin
17. menindik bagian tubuh yang sensitif
18. menggaruk bekas gigitan nyamuk sampai berdarah
19. meminum obat-obatan terlarang (narkoba), dan alcohol
Tindakan tersebut bukanlah untuk bunuh diri namun untuk mengatasi stress dan emosional,yang sudah tak tertahankan banyak kesalahan persepsi orang lain terhadap pelaku self injury, mereka berfikir para pelaku self injury melakukan self injury demi untuk mencari perhatian semata, sedangkan dalam kenyataannya banyak pelaku self injury yang sangat tidak nyaman dgn keberadaan bekas luka parut pada tubuhnya dan umumnya mereka berusaha menyembunyikan bekas luka itu dari orang lain, dengan cara memakai baju lengan panjang atau celana/rok panjang dan ada juga yang menyamarkan bekas luka dengan peralatan make up.
perilaku self injury dapat terjadi tanpa mengenal wilayah, budaya batasan kelas sosial, seseorang lebih memilih untuk melukai dirinya sendiri karena kurang memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya, bagi sebagian orang self injury berfungsi untuk mengatasi penderitaan batin, saat mereka melakukan self injury rasa sakit, stress, emosi yang ada di dalam dirinya akan hilang dan terlupakan berganti dengan rasa sakit fisik akibat luka yang di dapat akibat perilaku self injury itu sendiri.
Berdasarkan teori model ketergantungan menurut Alderman, pada 6 orang subjek pelaku self injury dengan usia 20-25 tahun, hasil penelitian menunjukan bahwa subjek cenderung :
a. memendam emosi dan masalah mereka sejak sebelum terlibat ke dalam self injury
b. di penuhi luapan emosi negatif pada masa transisi ( pencarian jati diri)
c. pengaruh disosiasi selama melakukan self injury sehingga sulit untuk mengenali emosinya saat itu
d. subjek mengalami perasaan lega dan tenang setelah self injury dilakukan
e. mengalami penyesalan dan rasa bersalah atas tindakan yang dilakukan
para pelaku self injury memiliki berbagai pandangan tentang perilaku mereka, kebanyakan setuju bahwa perilaku itu merusak, tetapi mereka merasa tidak bisa berhenti karena merasa nyaman yang diperoleh dari perilaku self injury ini, beberapa dari mereka merasa bangga akan "prestasi" dan nilai seni yang mereka yakini terpencar dari luka-luka mereka, tetapi beberapa dari mereka mersa sangat malu akan bekas luka-luka mereka dan berharap mereka dapat menghilangkan bekas-bekas luka yang ada pada tubuh mereka.
para pecandu narkoba biasanya juga erat dengan perbuatan self injury, karena pada dasarnya mereka benci terhadap diri mereka sendiri, merasa gagal sebagai seorang manusia. satu hal yang umum ditemukan di antara pelaku self injury baik pria maupun wanita adalah kebencian mereka akan tubuh mereka, bagi para wanita hal ini biasanya meningkat tajam saat mereka seang menstruasi tetapi secara keseluruhan mereka benci sekali pada tubuh mereka, mereka benci pada refleksi diri mereka yang mereka lihat di cermin.
Karakteristi Pelaku Self Injury
• kesulitan mengendalikan impuls diberbagi area yang terlihat dalam gangguan makan atau aiksi terhadap zat-zat adiktif
• pernah menderita penyakit kronis sewaktu kecilatau cacat
• sngat tidak menyukai dirinya sendiri
• hypersensitive terhadap penolakan
• memiliki kemarahan yang kronis terhadap diri sendiri
• bertendensi menekan kemarahan
• memiliki perasaan agresif yang tinggi
• umumnya depresi atau stress berat
• mengidap kecemasan kronis
• sering mengalami iritabilitas
• bertendensi untuk menghindar
• tidak bisa mengontrol diri untuk bertahan hidup
• kuranya kemampuan untuk menjaga atau membentuk hubungan yang stabil
• takut akan perubahan
• tidak ada kemauan untuk mengurus diri sendiri dengan baik
• memiliki self esteem yang rendah
• masa kecil penuh trauma
• pola pemikiran yang kaku
Keluarga : Latar Belakang Pelaku Self Injury
a) adanya kehilangan yang mengakibatkan traumatis, sakit keras,ketidak stabilan dalam hidup berkeluarga( keluarga Nomaden, orang tua Divorce)
b) adanya pengabaian dan penganiayaan, baik secar fisik, seksual maupun emosional
c) kehidupan keluarga dipenuhi keyakinan agama yang kaku nilai-nilai yang dogmatis , yang diterapkan dengan cara yang munafik dan tidak konsisten
d) peran yang terbalik dalam keluarga: misalnya si anak mengambil alih tanggung jawab orang dewasa di usia dini
Cita Diri Self Injury
Self injury tidak pandang bulu yang sama-sama mereka miliki adalah hubungan penuh siksaan antara pikiran dan tubuh mereka, khususnya oragan seksual mereka, kesedihan mereka diperparah dengan pelajaran-pelajaran membingungkan yang mereka dapatkan tantang seksualitadan peran gender.
Para wanita yang pernah terancam secara seksual menjadi sangat ketakutan sampai ia sengaja membuat dirinya tidak menarik, misalnya dengan memakai pakaian gombrong atau pakaian pria, mencukur atau membotaki kepala mereka, atau mencacati diri,beberapa wanita bahkan memasuki benda-benda tajam ke dalam vagina. Mereka berpikir bahwa “pencegahan” ini juga akan menyakiti diri mereka sendiri selain mungkin rang yang menyerangnya.
Hal-hal ini yang mebuat para pelaku self injury merasa bahwa ia memegang kendali atas kerusakan yang timbul, mereka mengatakan bahwa mereka lebih baik menyakiti diri sendiri dari pada di sakti orang lain.
Saat ini perilaku self injury sudah mulai dikenal secara umum sebagai contoh pada tahun 2002 sutradar marina de van membuat film In M y Skin yang mengusung tema self injury di dalamnya,film ini bercerit tantang seorang wanita pekerja yang terlibat dalam perilaku self injury.banyak pula remaja yang melakukan perilaku self injury akibat menganggapnya sebagai suatu prilaku yang luar biasa dan unik
Menurut Yates(2004) saat ini belum bias menunjukan bahwa seseorang melekukan self injury karena mempelajarinya dari orang lain,meskipun bukti-bukti yang pasti saat ini menunjukan bahwa kebanyakan pelaku menemukan pola perilaku self injury ini secara tidak sengaja sebagai contoh : Conterir & Favazza (1989), menemukan bahwa 91% pelaku self injury melakukannya setelah mengetahui dari orang lain atau membacanya di salah satu media sebelum memutuskan untuk terlibat dalam perilaku self injury ini.